untuk lebih gampang mengerti lain pada makrifat dengan pengetahuan saya kemukakan sebagian ucapan teman dekat serta tokoh sufi. saidina ali saat ditanya perihal makrifat, beliau berkata, “aku mengetahui Allah dengan Allah serta saya mengetahui tak hanya Allah dengan cahaya-nya”. abu yazid berkata, “tidak ada kesangsian sedikitpun didalam hatiku perihal Allah”. makrifat menurut ucapan di atas yaitu pengalaman seorang hamba saat bersua dengan tuhannya. makrifat spesial perihal bagaimana cara terkait dengan Allah serta orang yang sudah meraih step makrifat dimaksud dengan ‘arif. didalam sehari-harinya kita kerap mendengar arti ‘arif yang dipadukan dengan kata “bijaksana” hingga jadi arif bijaksana meskipun orang yang dimaksud arif bijaksana tersebut belum pasti betul-betul sudah meraih step makrifat.
didalam kasful mahjub kitab tasawuf klasik karya imam al-qusyairi diterangkan bahwa syarat untuk meraih makrifat itu bukan hanya pintar atau luas pengetahuannya dikarenakan bila itu sebagai syarat maka makin pintar seseorang maka makin dia bermakrifat pada Allah, kenyataan makin pintar manusia makin dia bingung dengan keberadaan tuhan. pengetahuan didapatkan dari panca indera namun makrifat didapatkan melalui qalbu ( hati ).
makrifat tidak didapatkan membaca serta mendengar, tersebut penyebab meskipun studi banyak dari buku-buku tasawuf atau mengambil jurusan master tasawuf di kampus tak lagi menanggung untuk meraih step makrifat. pengetahuan tasawuf yang mengulas perihal makrifat yang disebut pengalaman dari beberapa guru sufi cuma dapat menjelaskan kita perihal apa itu makrifat namun tak lagi dulu dapat membawa kita pada pengalaman bermakrifat.
makrifat yaitu situasi di mana seorang hamba amat dekat serta akrab dengan tuhannya tanpa kesangsian sedikitpun yang tengah disembah serta tengah dipuja tersebut yaitu Allah bukan hanya yang lain, bukan hanya sajadah atau dinding mesjid serta bukan hanya juga ka’bah. apalagi imam junaidi al-baghdadi saat ditanya apakah beliau lihat tuhan yang disembah didalam ibadah, beliau menjawab, “kami tidak menyembah tuhan yang tidak kami lihat”.
pengalaman-pengalaman ruhani beberapa sufi cuma dapat dicapai melalui mujahadah, berperang melawan diri sendiri, melawan setan yang bersemayam didalam dada tiap-tiap manusia tanpa jika. mujahadah berbentuk zikir, puasa serta beragam aktivitas yang berbentuk ubudiyah pada Allah, melalui tersebut Allah sudi berikan karunia berbentuk makrifat yakni mengetahui dzat Allah yang maha agung. lantas makrifat itu bukan hanya hasil pencarian namun adalah karunia dari allah swt.
sebelum saat meraih step makrifat, seorang salik ( murid penempuh jalur pada tuhan ) terlebih dulu mengetahui serta mahir dengan muraqabah, hingga dia amat gampang mengetahui yang mana malaikat serta yang mana juga setan. dia dapat gampang mendeteksi bisikan-bisikan halus yang menyusup ke didalam dada serta pikiran manusia, bisikan setan atau bisikan malaikat, godaan iblis atau ilham dari allah.
beberapa orang terjerat di alam rohani, menuntut pengetahuan cuma membaca atau lakukan ritual tanpa tuntunan hingga dia jadi telah meraih step makrifat. dengan bangga lantas meneriakkan apa yang diteriakkan tokoh sufi, dikarenakan jadi suci lantas meninggalkan ibadah-ibadah yang telah jelas-jelas di wajibkan oleh agama. di zaman saat ini kita makin sukar membedakan pada hamba allah atau hamba setan, ulama yang disebut pembawa sinar Alah atau dukun sebagai duta setan dikarenakan keduanya telah bercampur aduk. seorang dukun lalu amat mahir didalam bicara perihal makrifat serta seolah-olah dia sudah meraih step makrifat, walau sebenarnya apa yang disampaikan sekedar hanya teori serta hasil dari bacaan di buku-buku gaib. dikarenakan itu abu yazid al-bistami mengingatkan kita seluruh melalui ucapan beliau, “barangsiapa yang menuntut pengetahuan tanpa syekh ( guru ) maka harus setan syekh ( guru ) nya”.
sukar memanglah membedakan pengetahuan yang benar serta pengetahuan yang salah dikarenakan apa yang kita sebut sebagai pengetahuan benar itu mungkin saja salah. standar untuk mengukur apakah pengetahuan yang kita pelajari itu sah atau tidak bukan hanya pada wujud ilmunya. seluruh orang mengklaim beroleh pengetahuan dari al-qur’an serta hadist. sah atau tidaknya bergantung pada guru mursyid area dia beroleh pengetahuan tersebut. didalam dunia tarekat silsilah atau rantai emas yang disebut menyambung pada guru satu dengan guru pada mulanya hingga pada rasulullah saw yaitu alat pengukur apakah pengetahuan yang diajarkan itu sah atau tidak. bila pengetahuan yang didapatkan dari guru yang silsilah keguruannya tidak bersambung pada rasulullah saw maka pengetahuan tersebut harus diragukan keasliannya.
seorang guru mursyid dapat mengajarkan pengetahuan pada beberapa murid baik syariat, tarekat, hakikat serta makrifat didalam satu paket sebagai warisan dari rasulullah saw. hadist yang disampaikan guru mursyid betul-betul dijamin keasliannya dikarenakan memanglah disampaikan melalui jalur yang sah, jalur yang bersambung yang terjamin keasliannya. semua ajaran guru mursyid tak lagi lepas dari apa yang di firmankan oleh Allah swt serta apa yang disabdakan oleh rasulullah saw tidak beralih serta tak lagi diubah hingga akhir zaman.
satu perihal yang perlu diingat bahwa yang langka didunia ini bukan hanya pengetahuan terkait dengan Allah, bukan hanya pengetahuan tarekat, bukan hanya juga pengetahuan syariat dikarenakan seluruh pengetahuan itu dapat didapatkan di mana saja, dibuku, pasantren, kampus islam, yang langka yaitu guru mursyidnya, grand masternya yang menumpahkan pengetahuan melalui dada beliau pada beberapa murid di mana saja si murid ada serta setiap saat. pengetahuan yang ditumpahkan melalui dada ini lah yang betul-betul murni datang dari rasulullah saw. ucapan nabi, “tidak ada yang tersisa di dadaku ini jika saya tumpahkan ke dada abu bakar”.
hamzah paman nabi pingin sekali studi al-qur’an serta pingin sekali memahami perihal al-qur’an. saat hamzah mengemukakan keinginannya pada nabi, lantas nabi memeluk paman beliau serta sejak waktu itu hamzah segera memahami perihal al-qur’an. nabi sudah mentransfer nur al-qur’an yang murni dari dada beliau pada dada paman beliau.
selanjutnya kita senantiasa bersyukur pada Allah swt dikarenakan Allah dengan rahman serta rahimnya sudi memperkenalkan pada kita auliya-nya, kekasih-nya yang melalui kakasih-na itu kita dibawa berteman dengan Allah swt yang maha agung serta maha suci hingga ibadah yang kita kerjakan betul-betul tanpa kesangsian sedikitpun. mudah-mudahan catatan singkat ini dapat berguna untuk kita seluruh, amin ya rabbal ‘alamin !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar